Teman SD

Diposting oleh Mario Martin EX On 06.44
Met malam...
lumayan cape juga hari ini...
Jakarta Belum cukup ramah dalam melayani warganya..

aku mau sedikit cerita tentang kehidupan kecil ku, yang kurang lebih sedikit melekat dalam kehidupan aku sekarang. Sebelum itu, aku mengucapkan terima kasih kepada teman ku tersebut. Yeni Diana, yang lahir pada tanggal 1 Januari (selamat ulang tahun ya). aku tidak tahu tahun kelahirannya, namun usianya jauh lebih tua dari usiaku (selisih sekitar 3-5 thn). Terima kasih teman, kau adalah salah satu sumber inspirasiku.

Lama sekali, sekitar 14 tahun lalu. mungkin lebih mudahnya, saat aku duduk di bangku sekolah dasar kelas 2. Layaknya siswa SD saat itu, kami suka bermain dan bercanda. Namun di tiap jadwal istirahat, aku melihat temanku (saat itu belum terlalu kenal karena belum pernah sekelas) duduk sambil mengobrol berduaan. Tidak seperti teman lainnya, orang itu agak menghindar.

Memang ku sadari wajahnya yang memang lebih tua dari teman lainnya, membuat ia menjadi bahan olokan oleh teman-teman. Mungkin hal itu yang membuat dia minder. Kejadian ini berlangsung terus hampir tiap hari. Bahkan saat temanku tersebut berusaha mengakrabkan diri dengan yang lain, dia selalu saja mendapat olokan. Ternyata, teman yang sering dia ajak bicara saat istirahat adalah adiknya sendiri yang memang satu kelas dengan saya dan dia. Pantas saja dia memiliki tampang lebih tua, karena dia terlambat duduk di bangku sekolah.

Agak lama sudah kelas berjalan hingga tengah caturwulan I. Saya pun mulai berani mengajak bicara dengan dia. Setelah lama mengobrol, Dia bernama Yeni Diana, yang masih duduk di kelas 2 SD sudah memiliki tanggung jawab dalam keluarganya. Dia membantu membesarkan adiknya, merapihkan rumah, membantu ibunya dengan berjualan kecil-kecilan, hingga melakukan pekerjaan cuci-setrika pakaian. Ternyata dia sangat ramah di balik sikapnya yang minder. Untuk informasi, Dia berasal dari keluarga yang sangat sederhana (semoga sekarang dia dan keluarganya dapat hidup yang jauh lebih baik).

Kami pun berteman, walaupun teman biasa, dan saya selalu membantu dia saat dia menjadi bahan olokan teman-teman. Dalam hal pelajaran, dia bisa dibilang agak tertinggal. Aku pun beberapa kali memberikan bantuan saat dia mengerjakan PR. Tentu saja agak tertinggal, mungkin tidak ada waktu yang cukup untuk belajar di rumah. Hal itu menjadi pelengkap dalam setiap olok-olokan teman-teman. Kadang dia menangis saat diolok teman-teman. Dia tidak bisa melawan layaknya anak SD kelas 2 yang sedang diejek. Hal itu membuat saya selalu merasa iba padanya.

Pernah suatu waktu (sekitar kelas 6 SD) dia bertengkar dengan teman perempuan sampai saling menjambak rambut. Tentunya dia kalah dalam perkelahian itu. Padahal dia tidak bersalah lho... lalu dia hanya bisa menangis sambil merasa putus asa, hingga malu untuk berteman dengan yang lain. Sampai kelas 6 SD, saya selalu berusaha membantunya. Tentunya ada beberapa teman yang juga membantu dia.

6 tahun di SD memberikan saya pengalaman yang baik. Yeni Diana memberikan saya awal dari arti suatu persahabatan, fakta mengenai bertahan hidup di usia yang sangat dini, pelajaran bagi aku untuk selalu membantu orang, memperlakukan orang dengan baik, tidak membedakan dan melihat orang dari fisiknya. Banyak sekali yang bisa saya pelajari dari dirinya. Saya tidak tahu kabarnya sekarang, terakhir mendengar kabarnya saat saya duduk di SMP kelas 2. Saya yakin, orang seperti dia pasti dapat bertahan hidup dari kerasnya hidup di Jakarta.

Terima kasih teman

0 Response to "Teman SD"

Posting Komentar

Powered By Blogger

Short Info